Memajukan Timur Indonesia, Bos Pertamina Minta Pemerintah Dorong Investasi Gas
Terminal energi Pertamina/Pertamina
Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), meminta dukungan pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur gas di Indonesia bagian timur. Nicke beralasan, investasi baru di proyek infrastruktur gas saat ini belum menarik. Selain itu, hal ini juga berlaku di wilayah timur Indonesia, yang sebagian besar jaringan pipanya belum berkembang.
Di sisi lain, monetisasi ladang gas yang baru ditemukan terhambat oleh kurangnya infrastruktur transportasi gas. "Infrastruktur sebagai sebuah perusahaan tidak masuk dalam perekonomian.
“Infrastruktur itu secara bisnis tidak masuk ke dalam keekonomian, infrastruktur itu harus datang lebih dahulu baru ada market,” kata Nicke saat acara Gathering Pemimpin Redaksi Media di Bali, Sabtu (22/6/2024).
Sementara itu, Nikke mengatakan infrastruktur gas di Indonesia bagian timur kini menjadi penting karena pemerintah bertujuan untuk mendorong hilirisasi mineral. Akibatnya, sebagian besar pabrik penyulingan dan pengolahan mineral masih bergantung pada batu bara karena kurangnya infrastruktur listrik dan gas, katanya.
“Yang ada akhirnya batu bara lagi, infrastruktur gas di Indonesia timur sangat penting yang barat kita sudah tersambung dari Arun sampai ke Gresik,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengerek proyeksi lifting minyak dan gas (migas) pada 2025 ke level 760.000 barel setara minyak per hari (boepd) atau naik 3% dari target full year 2024 di level 742.000 boepd.
Lifting migas sampai saat ini atau year to date (ytd) 2024 berada di level 709.000 boepd, lebih rendah dari torehan sepanjang 2023 di kisaran 728.000 boepd. Adapun, target lifting minyak tahun depan ditarget mencapai 427.000 barel per hari (bopd) atau naik 2% dari target tahun ini di level 420.000 bopd. Sementara realisasi lifting hingga saat ini, masih berkisar 397.000 bopd, lebih rendah dari capaian tahun sebelumnya di angka 415.000 bopd.
Di sisi lain, proyeksi untuk sales gas pada 2025 dikerek ke level 1.935 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Proyeksi itu naik cukup lebar 4% dari target salur gas tahun ini di level 1.863 MMscfd. Kendati demikian, realisasi salur gas year to date masih berkisar 1.805 MMscfd, lebih rendah dari torehan sepanjang 2023 di angka 1.810 MMscfd.
Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menggalakkan pasokan gas yang berkeadilan dan berkelanjutan di seluruh wilayah untuk mendukung kegiatan hilirisasi sektor mineral.
Carmelita Hartoto, Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kadin Indonesia, berharap smelter- smelter mineral di masa depan dapat menggunakan gas sebagai sumber energi alternatif selain batubara.
“Kadin melakukan FGD (focus group Discussion) dengan Pak Bappenas untuk melengkapi penelitian yang dilakukan. Carmelita yang dihubungi Bisnis pada Rabu (29 Mei 2024) mengatakan, “Kedepan kita harap ada satu pemerataan dan keterjaminan pasokan untuk gas bumi".